Semakin majunya teknologi tampaknya semakin memudahkan pertukaran informasi yang sangat cepat. Bahkan tak perlu waktu berhari-hari untuk menyampaikan kabar keseluruh penjuru negeri. Nah, hal positif ini sayangnya tidak sepenuhnya dimanfaatkan dengan benar. Beberapa tahun terakhir ini, kecepatan pertukaran informasi dimanfaatkan para pembuat berita palsu entah untuk keperluan komersil ataupun hanya sebuah keisengan yang tidak pada tempatnya.
Kali ini masifnya informasi dimanfaatkan orang untuk menyebarkan Hoax mengenai aplikasi Smarphone yang mampu mengecek suhu tubuh. Informasi ini tersebar melalui sebuah pesan Broadcast berisi informasi tentang aplikasi smartphone bernama body temperature Diary yang di klaim mampu mengukur suhu tubuh pengguna. Pesan ini menyebarluar melalui aplikasi pesan, terutama WhatsApp.
Dalam pesan yang tersebar tersebut, isi pesan mengajak para pengguna smartphone, terutama Android, untuk mengunduh aplikasi Body Temperatur Diary melalui Google Play Store. Dalam pesan ini, pembuat pesan menyampaikan bahwa Ketika aplikasi dibuka, aplikasi memiliki fitur bawaan yang mampu digunakan untuk mengukur suhu tubuh.
Dikutip dari pesan hoax yang tersebar itu seperti “Ada Gambar sidik jari, tempelkan jari jempol anda di gambar itu, nanti langsung ada hasil suhu badan kita. Hasilnya ada di CEL”.
Faktanya, Aplikasi yang disebutkan oleh penyebar info bohong tersebut tidak dapat mengukur suhu tubuh. Bahkan sang developer Body Temperatur Diary sudah menuliskan dibagian Disclaimer yang ada pada Playstore.
“aplikasi ini dibuat untuk menjadi buku harian yang baik untuk (mencatat) suhu badan dan nadi anda. (aplikasi ini) tidak mengukur suhu dan nadi tubuh anda.” Tulis sang developer di Playstore.
Beberapa Smartphone memang ada yang menyisipkan pengecek suhu tumbuh seperti produk dari Samsung. Namun penggunaanya yang tidak praktis, pada akhirnya produk ini tidak diproduksi Kembali.
Entah apa maksud dari sang penyebar berita. Namun-sobat harus lebih berhati-hati lagi dalam menyeleksi kabar terutama dari pesan berantai. Nah itu dia fakta mengenai aplikasi pengecek suhu tubuh yang nyata HOAXnya. Sampai jumpa pada Artikel selanjutnya sobat
Untuk akses berita yang falid dan info video tanpa terganggu, gunakan internet dari routelink Aja. Internet berlayanan Profesional, Stabil, dan bebas Kuota!!!!
Perusahaan besutan Mark Zuckerberg yaitu Facebook melakukan langkah besar dalam menghadapi Wabah Covid-19. Dengan langkah sigap bekerjasama dengan Carnegie Mellon University. Facebook meluncurkan sebuah survei kesehatan untuk penggunanya. Survei ini dibuat bertujuan untuk menciptakan ‘heat maps’ infeksi virus corona.
Didalam Platformnya, Facebook akan menampilkan tautan di bagian atas News Feed. Ketika Tautan ini ditekan, tautan akan mengarahkan pengguna ke survei yang akan menanyakan kepada para pengguna mengenai gejala yang mereka alami serta lokasi saat ini.
hasil dari survei tersebut akan digunakan sebagai bahan peneliti untuk melacak penyebaran COVID-19 dan memperkirakan daerah mana yang membutuhkan dukungan kesehatan lebih.
Dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (7/4/2020) dalam blog post-nya, Facebook mengatakan peneliti dari Carnegie Mellon tidak akan membagikan hasil survei individual dengan Facebook. Facebook juga tidak akan membagikan informasi tentang penggunanya dengan peneliti. Dalam artian sesungguhnya, Facebook dan para peneliti secara komitment untuk menjaga informasi baik mengenai identitas maupun kondisi kesehatan para pengguna Facebook. Survei yang dilakukan lebih terkhusus untuk melacak dan mempetakan sebaran virus COVID-19.
Untuk saat ini, fitur survey ini masih di luncurkan untuk wilayah Amerika Serikat. Namun berdasarkan postingan di akun pribadinya, Mark Zuckerberg mengatakan proyek ini bisa diperluas jangkauannya jika hasilnya bagus.
“Kami mulai menggulirkannya di AS minggu ini, dan jika hasilnya menjanjikan maka kita akan memperluasnya secara global dalam beberapa hari ke depan,” tulis Zuckerberg.
Secara bersamaan Facebook juga meluncurkan tiga peta Disease Prevention Maps terbaru. Fitur ini di fungsikan untuk memantau pergerakan orang di suatu wilayah. Facebook berharap data ini bisa digunakan dengan data lainnya yang dimiliki otoritas untuk menentukan daerah mana yang kemungkinan menjadi lokasi wabah COVID-19 selanjutnya.
Peta ini terdiri dari tiga komponen yaitu peta pertama yang menunjukkan kemungkinan seseorang di satu daerah berhubungan dengan orang di daerah lain. Peta kedua menunjukkan apakah orang di suatu wilayah tetap tinggal di rumah, dan datanya bisa membantu peneliti untuk melihat jika social distancing bisa efektif. Terakhir peta yang menunjukkan pertemanan antar negara dan negara bagian yang juga bisa membantu melacak penyebaran virus corona.
Facebook menyapaikan, bahwa mereka tidak akan menampilkan pola pergerakan individu yang spesifik. Data ini juga tidak akan digunakan untuk mengidentifikasi pengguna yang tidak menuruti anjuran social distancing.
Untuk Sobat yang dirumah aja tetap aktiv dan semangatya. supaya lancar segala aktivitasmu internetnya Routelink Aja!!!